2 April 2014

[BookReview] BUMI-Tere Liye

Bismillah

Ya ampun, ternyata udah empat tahun hiatus dari blog sendiri. Hahaha, emang semakin usia bertambah, semakin kita (saya) merasa waktu masih kurang cukup buat ngejalanin semua aktivitas yang harus dilakukan. Padahal si ya bisa-bisa aja sebenernya mah. Cuman kurang efisien aja penggunaan waktunya, hehe.

Btw, saya mau mulai posting lagi di blog ini, mudah-mudahan bisa rutin lagi nulis. Amin.
Kali ini saya akan me-review sebuah novel yang baru aja selesai dibaca. Judulnya "Bumi" karangan Tere Liye alias DarwisDarwis yang kesekiannya (g hapal haha). Preview cover novelnya bisa diliat di bawah, nyari di google juga bisa.


Bumi ini sebenernya udah ada seriesnya dulu di blog pribadinya Om Tere, dengan judul yang sama. Nggak kaya novel Negeri Para Bedebah yang aslinya dulu berjudul Bangsat-Bangsat Berkelas. Hanya saja, di series itu om Tere hiatus di episode 20-an. Jujur aja, dari awal seriesnya muncul, saya udah tertarik banget ngikutin novel ini, dan bertanya-tanya, bakal diterbitin nggak ya? Ternyata harapan saya terjawab, hehe, makasih Om Tere.

Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh.
Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian.
Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam.
Mama dan Papaku menyenangkan.
Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.

Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal.
Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil.
Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.

Mantep kan sinopsisnya?
Dari sinopsisnya mungkin kita udah bisa menebak genre apa novel ini. Fiksi fantasi yang ada bumbu-bumbu misteriusnya. Tapi tenang aja, nggak akan semisterius Stephen King hehe. 'Misteriusitas' novel ini ringan, karena memang menyasar pembaca remaja.

Novel ini bercerita tentang seorang remaja SMP yang bernama Raib, yang seperti sudah dijelaskan di atas, bisa ngilang. Kemampuan menghilangnya nggak perlu repot-repot, cukup dengan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, Slep, ilang. Raib menyadari kekuatannya ini sejak kecil, tapi sama sekali nggak ada orang lain yang tau, termasuk kedua orang tuanya. Sampai ada kejadian yang membuat dua temen deketnya ikut menyadari kekuatan misteriusnya ini. Tapi nggak sampai di situ. Misteri berlanjut menjadi lebih kompleks, karena ternyata raib bukan berasal dari dunia yang sama seperti kita. Raib berasal dari dunia paralel yang disebut bulan.

Plot dan ending cerita ini sebenernya udah bisa ditebak. Kaya plot-plot fiksi fantasi anak-remaja pada umumnya, sambil mencoba mengungkap misteri, Raib dan kedua temannya bertemu dengan misteri-misteri lain dan berujung pada karakter-karakter antagonis. Untuk masalah plot, enaknya dibaca langsung aja biar seru, hehehe.

Anyway, di tengah masa penulisan novel yang isinya cinta melulu, novel ini bak memberikan angin segar bagi pembaca. Terutama pembaca-pembaca remaja. Dua jempol buat Om Tere. Setelah sekian lama, baru sekarang saya baca lagi novel fiksi fantasi remaja macam Harry Potter yang ditulis sama penulis negeri sendiri. Saya sendiri begitu menikmati alur dan plot yang disajikan, meski endingnya terkesan buru-buru dan berbau plothole. Oh ya, FYI, novel ini adalah novel pertama dari seri BUMI. Jadi akan ada seri lanjutannya, yang judulnya bisa ditebak setelah baca novel ini :)

Yang saya merasa kurang sreg hanyalah gaya bahasa yang disajikan Om Tere. Terkesan kaku dan kurang membumi dengan kehidupan remaja. Om Tere udah banyak mencoba itu di novel ini, seperti memasukkan beberapa bahasa korea (mengingat Kpop lagi in di kalangan remaja). Tapi teteup aja, hehe.
Gaya bahasa yang saya maksud adalah misalnya, Om Tere kayanya anti banget sama kata "mungkin". Hampir semua (saya rasa malah semua) "mungkin" dan sinonim-sinonimnya Om Tere ganti dengan kata "boleh jadi". "Kemungkinan" diganti dengan "kebolehjadian". Well, itu hak penulis banget buat milih diksi apa yang dipake. Tapi to be honest, it's really annoying dude, hahaha.

But overall, ini adalah novel yang patut dibaca. Subliminal massage yang ditaruh cukup jelas, untuk menimbulkan sifat-sifat positif di kepribadian remaja (dan dewasa). thumbs up buat Om Tere. Apalagi seperti biasa, Om Tere menyajikan beberapa filosofi-filosofi sederhana yang menarik, yang mungkin baru kita sadari saat kita membaca novel ini. Happy reading! :)

raiting : 4/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar