15 Juni 2014

[FilmReview] How To Train Your Dragon 2 (2014)


Akhirnya salah satu film yang paling saya nantikan di tahun ini rilis! How To Train Your Dragon (HTTYD) 2 muncul di bioskop pada 13 Juni setelah sebelumnya muncul premiere di midnight pada tanggal 7 Juni 2014. Dreamworks Animation sudah merencanakan sekuelnya saat HTTYD pertama mendapat sambutan yang luar biasa. HTTYD seperti membawa angin segar di tengah produksi film yang lumayan menjemukan, terutama dalam genre animasi. Kalau tidak mengeluarkan sekuel dari film yang dulu-dulu, biasanya film animasi mengangkat tema yang sudah lazim sebelumnya. Berbeda dengan HTTYD yang membawa konsep baru, menjinakkan, mengendarai dan berteman dengan naga.

Bagi penonton HTTYD pertama, sekuel kali ini menjadi harapan sekaligus kecemasan, karena seringkali sebuah sekuel tidak mampu menandingi serunya saat film pertama ditonton. Tapi jangan khawatir, HTTYD 2 adalah sebuah sekuel sempurna dari film sebelumnya. Film ini menjadi bukti dari janji Dean DeBlois kepada para fans Hiccup dan Toothless.

Sinopsis

Cerita HTTYD 2 dimulai dengan kelanjutan dari film sebelumnya, dimana penduduk desa Viking Berk hidup nyaman bersama naga-naga. Bahkan telah diciptakan pula permainan Dragon Ride, yaitu permainan menangkap domba oleh penunggang naga yang kemudian domba tersebut dimasukkan ke dalam keranjang, dimana pemenang adalah pengumpul domba terbanyak. Sementara tokoh utama, Hiccup, masih memiliki kebiasaan seperti dulu. Menyendiri, melakukan petualangan ke mana saja bersama Toothless, naga Night Fury miliknya. Stoick, ayah Hiccup, menginginkan Hiccup untuk menggantikan tahtanya memimpin desa. Hiccup sendiri masih ragu dirinya sanggup atau tidak untuk memenuhi amanat tersebut. 

Suatu ketika Hiccup bersama Toothless menemukan fakta bahwa mereka bukanlah satu-satunya penunggang naga, melainkan ada juga penunggang naga lain bernama Drago Bludvist. Ia adalah seorang manusia penunggang naga yang memiliki banyak sekali pasukan naga. Berbeda dengan Hiccup dan warga desa Berk, Drago memanfaatkan naga untuk menguasai dunia dan mengalahkan sarang-sarang naga yang lain.


Percaya dengan kemampuan dirinya untuk mengubah pola pikir orang lain, Hiccup mencoba untuk menyadarkan Drago. Apalagi setelah hal ini ia ceritakan kepada ayahnya dan ayahnya meyakinkan Hiccup bahwa Drago bukanlah manusia yang bisa berubah melalui negosiasi. 

Hiccup tetap bersikeras dan meninggalkan desa. Di tengah perjalannya, ia bertemu dengan seorang penunggang naga yang bernama Valka. Adegan ini adalah salah satu adegan favorit saya. Pengambilan gambar, efek kejut dan misterius saat adegan ini berlangsung sempat membuat saya berhenti mengunyah popcorn.


Valka menunggang naga kelas Sharp dengan nama Cloud Jumper. Seperti yang telah dispoilerkan lewat trailernya yang kedua, Valka ternyata adalah ibu kandung Hiccup yang selama ini diberitakan telah wafat.

Amazing Story, Incredible Emotion

Cerita tidak berhenti sampai di situ. Film ini menyajikan banyak twist yang membuat HTTYD menjadi film yang jauh sekali dari membosankan. Bila di film pertama kita banyak dihibur oleh konsep baru naga yang seperti kucing, serunya mengendarai naga (terutama bila menonton di teater 3D) dan lain-lain, HTTYD  2 menyajikan jauh lebih banyak dari semua itu. Penekanan utama adalah pada sisi cerita. HTTYD 2 tidak menjadi sebuah film animasi dengan konten anak-anak yang menjemukan. Film ini memberikan cerita yang mendebarkan, emosional, mengharu-biru, dan penuh semangat khas Hiccup. Lucu menggemaskan khas Toothless.

Saya sendiri sudah menebak-nebak akan seperti apa akhir dari film ini. Tapi Dean DeBlois menangkal semua perkiraan saya. Mungkin seperti saya tidak menyangka Gwen Stacy mati di Amazing Spiderman 2 atau Eren Jeger yang ternyata bisa berubah menjadi titan di Shingeki no Kyoujin. Sutradara HTTYD 2 membawa emosi penonton ke efek dramatis luar biasa, apalagi ditambah dengan backsound yang sangat powerfull.

Penonton anakn-anak maupun dewasa akan sangat menikmati film ini tanpa sedikit pun merasa bosan. Semua penceritaan dibuat menjadi empat dimensi terutama dengan tingkah polah Toothless yang terinspirasi dari kelucuan kucing, anjing, dan kuda ini. 

Stunning Animation

Seperti film pertamanya, di setengah jam terakhir, penonton akan dihibur dengan penampilan naga-naga yang tidak terduga. Kali ini adalah munculnya naga Bewilderbeast Drago dan Valka. Naga-naga ini bertarung di beberapa menit sebelum akhir film. Bewilderbeast adalah naga kelas Tidal yang memang berukuran raksasa. Tinggi dari naga ini 160 kaki atau sekitar 48 meter.

Penampakan kedua naga Bewilderbeast ini hanyalah salah satu desain animasi yang mengagumkan. Belum menyebut naga-naga yang lain. Uniknya, setiap kelas naga benar-benar menggambarkan profil si naga tersebut. Contoh lainnya adalah Cloud Jumper dari kelas Sharp yaitu naga yang memiliki kebanggaan dan kehormatan. Tampak jelas pada desainya yang memiliki empat sayap, bermahkota dan berkumis.



Semua visual animasinya sangat keren, smooth dan jauh dari kesan kaku. View, efek asap, efek awan, hingga efek ledakan dalam film ini sangat pantas kalau dibilang stunning. Oh ya, ada lagi satu desain yang menurut saya keren, yaitu saat Toothless berserk di akhir film. Sayang, saya tidak akan menampilkannya di sini, karena itu merupakan salah satu bagian dari ending yang memuaskan.

Perfect Sequel

Tanpa banyak basa basi, How To Train Your Dragon 2 adalah sekuel sempurna dari film pertamanya. Anda tidak akan menyesal menonton film ini. 5 out of 5.


1 komentar: